Loading...

"My January, My Misery" (Part 2)

703302


[imagetag]




Kejadiannya berawal saat gue baru saja pulang dari kampus. Saat itu, gue gak langsung pulang ke kos. Gue nongkrong dulu ke kos teman cowok gue, sebut saja dia F



Gak kerasa, gue sudah terlalu lama nogkrong di kosnya sampe gak sadar kalo langit udah mati lampu, alias sudah malam. Ya iyalah gue gak sadar, soalnya gue kan tidur. 



Beberapa saat setelah gue selesai tidur, teman gue yang satunya lagi, sebut saja K, ngajak gue sama F buat makan di Burjo. Sekedar tahu aja, Burjo adalah sebutan khusus untuk warung makan yang ada di Jogja. Kalo di kota lain, ada yang bilang Warkop atau warung kopi. Ciri khas burjo adalah cat merah pada dinding warungnya. 



Kembali lagi ke topik awal. Setelah selesai mesan makanan, saat itu menu makan gue adalah Nasi + Ayam (udah termasuk sayuran + Es teh), gue mulai merasakan ada yang gatal – gatal di perut gue, terutama di sekitar "kawah kecil" di perut. 



Awalnya, gue kira itu cuma sekedar gatal biasa. Namun setelah gue buka baju gue, disitulah tragedi itu dimulai. Gatal bukan sekedar gatal. Saat itu, gue belum tahu kalo gue kena penyakit apa. 



Gue tunjukin penyakit gue ke F sama K. Apa reaksi mereka? Mereka jijiklah! Secara, mereka lagi makan. Hehehe... tapi setidaknya mereka malah penasaran, sehingga gue saat itu harus seperti cowok boyband yang kalo manggung sedikit – sedikit harus buka baju demi menunjukkan perutnya yang onepack. 



Selesai makan, gue langsung minta tolong F buat temenin gue ke apotek terdekat. Sebelumnya, temen kosnya F, sebut saja si bang R yang kebenaran kuliah di STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) ngasih saran kalau sudah sampai sana, langsung aja tunjukkin lukanya ke yang jaga apotek, biar mereka tahu. 



Tanpa pikir panjang gue langsung ke TKP bareng si F dengan menggunakan kendaraan kaki dua, alias jalan kaki. Sampai di TKP, gue langsung dihadapkan kepada 2 wanita cantik penjaga apotek. Otomatis, gue langsung minder mau nunjukkin perut gue ke mereka. Entar gue dituduh melakukan tindakan perampokan bermodus pamer perut lagi. 



Tapi, semua pikiran absurd itu gue buang. Gue langsung nunjukin perut gue ke mereka dengan anggapan semoga mereka gak nafsu ngelihat perut gue yang onepack ini. 



Setelah mereka lihat, tahu apa yang mereka bilang? Sampe detik ini, gue masih inget dua penjaga cantik ini ngomong apa setelah gue nunjukin perut gue ke mereka. "Mas, ini Herpes ya?". 



Itu sungguh jawaban yang sampe sekarang gue bingung jawabnya apaan. Masa gue nanya, dia malah ragu? Gimana entar besok kalau ada orang kena bisul gede di lengannya, terus pas pasiennya nanya, penjaganya malah bales nanya, "Itu otot baru ya?", lalu pasiennya malah senang karena merasa dipuji, dan akhirnya si pasien diberikan susu khusus pria supaya lebih berisi lagi badannya? Tragis. 



Tapi untungnya salah satu dari mereka langsung memanggil dokter yang kebenaran juga praktek di apotek itu. Sekedar info, dokternya perempuan sedikit lebih tua 20 tahun dari penjaga wanita muda tadi. 



Sekali lagi, gue harus menunjukkan bagian perut gue dihadapan umum. Setidaknya, 2 penjaga wanita tadi dan temen gue ditambah kali ini dokternya. 



Belum lama gue buka sedikit kaos gue, si Dokter dengan nada tinggi langsung memutuskan penyakit apa yang gue alami sekarang. 



"Itu Herpess...!! Ya.. Itu Herpes.!!" Sontak, gue kaget. Sumpah! Waktu dokternya ngomong, itu sama aja kayak dia adalah seorang pemimpin dan gue prajuritnya, terus pemimpinnya bilang ke prajuritnya, "Kamu gak becus!! Ya.. gak Becus..!!". Mirip. 



Ternyata, gak cuma gue aja yang kaget, F dan dua penjaganya juga kaget. Seketika saat itu gue merasa gue tidak sendirian. Hehe... 



Setelah itu, dokternya datang sambil membawa dua jenis salep berbentuk seperti lem UHU, dan gue disuruh pilih. 



"Yang ini lebih murah, harganya 5000 aja. Tapi kalo ini sedikit mahal, tapi cepat sembuhnya" Gue balas tanya "emang yang ini berapa Dok?" Dokternya balas "Ya tiga puluh enam ribu". 



Lalu, gue memutuskan untuk berdiskusi dulu dengan si F, meskipun gue berharap bisa berdiskusi dengan penjaga wanitanya. Lalu, keputusan akhirpun telah ada. Gue masih inget kata – kata bijak teman gue si F saat itu: 



"Udah ambil ini aja (sambil nunjuk yang mahal), itu juga demi kesehatanmu lho. Masa tanggung – tanggung?" 



Dan pada akhirnya, gue tanpa pikir panjang langsung memilih apa yang telah disarankan oleh si F. Gue juga gak lupa minta notanya. 



Saat gue nunggu penjaganya nulis nota, gue melihat sedikit perubahan raut muka yang terjadi oleh si F dari ceria menjadi suram, yakni antara setelah gue pilih sesuai keinginan dia dan setelah gue bayar obatnya. 



Ternyata, perubahan itu terjadi karena selain gue memilih pilihan dia, gue juga memilih menggunakan uang dia karena saat itu uang gue cuma 5000 rupiah. 



Akhirnya, setelah selesai dengan urusan administrasi di apotek, gue dan si F langsung pulang ke kosnya. Sampai di kosnya, gue langsung minta tolong dia buat anterin gue balik ke kos gue. 



Seiring berjalannya waktu, gue selalu mengolesi permukaan herpes gue sehari 3 kali. Awalnya, gue sempat jadi gak yakin sama obat itu, karena herpes gue malah nambah di belakang punggung. Tapi gue jadi yakin kembali karena obat itu ternyata bereaksi dengan cepat, sehingga tepatnya satu minggu kemudian, gue dinyatakan sembuh total. 



Sekedar info saja, Penyakit herpes itu disebabkan karena kebangkitan kembali virus varisela-zoster yang menetap laten di akar saraf. Virus varisela-zoster adalah virus yang juga menyebabkan cacar air. Jadi siapa pun yang pernah menderita cacar air di masa lalu, dapat terkena herpes zoster. 



Kata dokter, gue bisa ngalami ini karena gue terlalu capek. Maklum, tiga hari terakhir sebelum gue kena, gue sering begadang dan kurang istirahat. 



Pesan gue, kalo bisa istirahat, istirahatlah. Pergunakan waktumu sebaik mungkin. Karena tubuh juga perlu istirahat. Makanya, sampai sekarang ini, gue jadi kebanyakan istirahat. 



Buat yang penasaran sama penyakit gue, cari aja di Mbah google, tapi ingat! Penyakit gue ini namanya Herpes Zoster. Memang ada satu lagi, tapi itu masuk dalam kategori PMS alias penyakit menular seksual. 



Kalau malas nyari, nanti dogfirefly copas dari artikel sebelah, jadi lebih mudah mencarinya di blog ini. Tinggal cari di label "Lifestyle" sub label "Health". 



Oke, sekian dulu untuk cerita dogfirefly mengenai "My January, My Misery" ini, masih ada 3 part lagi. Jadi, stay terus ya. 



Akhir kata, terima kasih sudah membaca. Salam dogfirefly.

J

Dedic Ahmad
"My January, My Misery" (Part 2)
By Pemulung News
Published: 2013-02-13T04:36:00-08:00
"My January, My Misery" (Part 2)
5.0 99 reviews
"My January, My Misery" (Part 2)
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 04:36